TIDAK ADA KESEMPATAN BERBUAT MAKSIAT
MERUPAKAN SALAH SATU NIKMAT YANG HARUS DISYUKURI
Semoga Kita selalu mendapatkan hidayah Allah Ta’ala dan dijauhkan oleh-Nya kesempatan untuk bermaksiat.
Saya
pernah berfikir, apakah saya mampu menahan hawa nafsu jika saya diajak
oleh seorang perempuan cantik, punya kedudukan untuk melakukan perbuatan
zina, sebagaimana Nabi Yusuf ‘alaihissalam yang mamu mempertahankan
keimanannya ketika diajak oleh Zulaikha untuk berzina. DAN INI ADALAH GODAAN SYAHWAT WANITA.
Saya
juga pernah berfikir, apakah saya mampu menahan hawa nafsu, jika saya
hanya dengan modal tanda tangan, yang dengannya saya akan mendapatkan
uang korupsi sebesar satu milyar!!! Apakah saya menolaknya mentah-mentah
ataukah saya melakukan trik sana sini yang ujung-ujungnya masuk juga ke
rekening saya. inilah yang banyak terjadi dengan para pejabat kita, DAN INI ADALAH GODAAN SYAHWAT HARTA, yang seringkali disebut dengan Korupsi
Saya
juga pernah berfikir, apakah saya mampu menahan hawa nafsu, jika saya
hanya dengan menipu sedikit, maka jabatan paling tinggi di perusahaan
akan saya dapatkan, Apakah saya mampu menahannya atau saya malah
melakukan penipuan tersebut demi sebuh TAHTA. DAN INI ADALAH GODAAN
SYAHWAT TAHTA.
Jika belum pernah di
hadapkan pada sebuah kesempatan untuk bermaksiat dan melakukan dosa, maka
bersyukurlah kepada Allah SWT, karena itu merupakan salah satu nikmat besar
dalam hidup kita, sebagaimana jika kita selalu diberikan kesempatan untuk taat
dan selalu berada dalam keadaan beriman, maka ini juga adalah salah satu nikmat terbesar dalam hidup kita.
Dan
jangan sekali-kali mengganti nikmat-nikmat tersebut dengan siksa-siksa,
dengan dalih mencoba-coba, berdoalah selalu agar tidak dirubah ketaatan
menjadi kemaksiatan secara tiba-tiba.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa:
عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ كَانَ مِنْ دُعَاءِ رَسُولِ اللَّهِ
-صلى الله عليه وسلم- « اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ
نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيعِ
سَخَطِكَ ».
Artinya:
“Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Termasuk doa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah:
« اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سَخَطِكَ ».
“Wahai
Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan-Mu dari hilangnya nikmat-Mu
(dariku), berubahnya kesehatan yang engkau berikan (kepadaku),
tiba-tibanya datang siksa-Mu (kepadaku) dan dari seluruh kemurkaan-Mu
(kepadaku).” HR. Muslim.
عَنْ
أَبَانَ بْنَ عُثْمَانَ يَقُولُ سَمِعْتُ عُثْمَانَ - يَعْنِى ابْنَ
عَفَّانَ - يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ
« مَنْ قَالَ بِسْمِ اللَّهِ الَّذِى لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَىْءٌ فِى
الأَرْضِ وَلاَ فِى السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ثَلاَثَ
مَرَّاتٍ لَمْ تُصِبْهُ فَجْأَةُ بَلاَءٍ حَتَّى يُصْبِحَ وَمَنْ قَالَهَا
حِينَ يُصْبِحُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ لَمْ تُصِبْهُ فَجْأَةُ بَلاَءٍ حَتَّى
يُمْسِىَ ». قَالَ فَأَصَابَ أَبَانَ بْنَ عُثْمَانَ الْفَالِجُ فَجَعَلَ
الرَّجُلُ الَّذِى سَمِعَ مِنْهُ الْحَدِيثَ يَنْظُرُ إِلَيْهِ فَقَالَ
لَهُ مَا لَكَ تَنْظُرُ إِلَىَّ فَوَاللَّهِ مَا كَذَبْتُ عَلَى عُثْمَانَ
وَلاَ كَذَبَ عُثْمَانُ عَلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- وَلَكِنَّ
الْيَوْمَ الَّذِى أَصَابَنِى فِيهِ مَا أَصَابَنِى غَضِبْتُ فَنَسِيتُ
أَنْ أَقُولَهَا.
Artinya:
“Dari Aban bin Ustman, beliau berkata: “Aku pernah mendengar Ustman bin
Affan radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku pernah mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang mengucapkan:
بِسْمِ اللَّهِ الَّذِى لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَىْءٌ فِى الأَرْضِ وَلاَ فِى السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
("Dengan
Nama Allah yang tidak dapat membahayakan sesuatu apapun dengan nama-Nya
di bumi atau di langit, dan Dia adalah Maha mendengar dan Maha Melihat”) sebanyak
tiga kali, niscaya tidak menimpanya musibah mendadak sampai pagi dan
barangsiapa yang membacanya ketika pagi sebanyak tiga kali, niscaya tidak
menimpanya musibah mendadak sampai sore.” Lalu Aban bin Ustman penyakit
Al Falij, maka orang yang mendengar darinya hadits itu melihat
kepadanya, Lalu Aban berkata kepada orang tersebut: “Kenapa kamu melihat
kepadaku, demi Allah, aku tidak berdusta atas nama ustman dan Utsman
tidak berdusta atas nama Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam akan
tetapi pada hari yang aku tertimpanya, aku marah dan lupa membacanya.”
HR. Abu Daud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar