PENTINGNYA AQIDAH-ALLAH ADA TANPA TEMPAT
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ الله
ِوَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ
للهِ الَّذِيْ نَوَّرَ قُلُوْبَنَا بِاْلهُدَى وَالْيَقِيْنِ وَالتَّوْحِيْدِ وَاَّلذِيْ
أَرْحَمَنَا بِاْلمَغْفِرَةِ والسَعِيْدِ ،
أَشْهَدُ أنْ لاإلهَ إلاّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأشْهَدُ أنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا
مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ ، أمَّا بَعْدُ : فَيَا عِبَادَ اللهِ
اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَأَنْتُمْ
مُسْلِمُوْنَ.قال الله تعالى ليْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ (الشورى
: 11)
Wasiat taqwa.
Ma’asyiral
muslimin rahimakumullah
علم التوحيد علم يُقتدَر به على إثبات العقائد الدينية من
أدلتها اليقينية. (تحفة المريد : 38(
“Suatu ilmu
yang karenanya ada kemampuan untuk mengokohkan ‘aqidah-‘aqidah agama dengan
dalil-dalilnya yang pasti”
Ilmu tauhid adalah ilmu yang sangat penting bagi setiap Muslim. Karena
bahasan ilmu tauhid ini menyangkut akidah Islam. Sedangkan akidah dalam Islam
merupakan pondasi bagi keagamaan seseorang dan benteng yang kokoh untuk
memelihara akidah Muslim dari setiap ancaman keraguan dan kesesatan.
Kita seringkali mendengar terjadinya berbagai
penyimpangan dalam berpikir, berkata dan bertindak. Hal itu terjadi karena
jauhnya pemahaman yang benar terhadap dasar-dasar akidah Islam dan
masalah-masalah keimanan.
Prinsip-prinsip akidah dalam Islam dan
masalah-masalah keimanan adalah ajaran yang dibawa oleh para rasul sejak dulu.
Hal tersebut harus diyakini oleh setiap orang yang beriman, Allah SWT tidak
mengutus seorang rasulpun sebelum Nabi Muhammad SAW melainkan telah Allah
wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) selain Allah,
Maka sembahlah Allah”. sebagaimana diterangkan dalam QS.
al-Anbiya' : 25,
وَمَا
أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُوْلٍ إِلاَّ نُوْحِيْ إِلَيْهِ أَنَّهُ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ أَنَا فَاعْبُدُوْنِ. (الأنبياء : 25).
Telah dimaklumi dalam ajaran agama, bahwa semua amal saleh yang
dilakukan oleh seseorang dengan penuh ketulusan hanya akan diterima oleh Allah
SWT apabila didasari dengan akidah Islam yang benar yang menjadi bahasan ilmu
tauhid. Karena penyimpangan dari akidah yang benar berarti penyimpangan dari
keimanan kepada Allah SWT.
Dalam agama Islam, aqidah ialah keimanan atau kepercayaan.
Sumbernya yang pasti ialah
Qur’an dan hadits. Aqidah adalah masalah yang fundamental yang paling dasar
dalam Islam, ia menjadi titik tolak permulaan untuk menjadi Muslim. Sebaliknya,
tegaknya aktivitas keislaman dalam hidup dan kehidupan seseorang itulah yang
menerangkan bahwa orang itu memiliki aqidah.
Aqidah,
keyakinan yang paling mendasar setiap muslim adalah meyakini bahwa Allah SWT
Maha Sempurna dan Maha Suci dari segala kekurangan. Allah SWT Maha Suci dari
menyerupai makhluq, Allah SWT juga maha Suci dari membutuhkan tempat. Allah SWT
ada tanpa membutuhkan tempat. Demikian keyakinan paling mendasar setiap orang
Islam. Dalam Ilmu Aqidah, keyakinan semacam ini dibahasakan bahwa Allah SWT
memiliki sifat Mukhalafatu Lil Hawaditsi, Allah SWT mempunyai wajib
tidak menyerupai makhluq ciptaan-Nya.
Maasyiral
Muslimin Rahimakumullah
Dalam
kitab Aqidatul Awam, bait ke 6 disebukan
فَاللهُ مَوْجُوْدٌ
قَدِيْمٌ بَاقِيْ # مُخَالِفٌ لِلْخَلْقِ بِاْلإِطْلاَقِ
“Maka Allah SWT adalah Dzat yang bersifat Wujud
(Ada), Qadim (tidak ada permulaan-Nya), Kekal, dan berbeda dengan makhluk
secara mutlak”
Dalam al
Qur an surat Asy Syura
ليْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ (الشورى
: 11)
Tidak
ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan
Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Al-Syura : 11).
Ayat
ini sangat tegas dan jelas dalam menerangkan kesucian Allah dari menyerupai
apapun. Allah tidak menyerupai makhluk-Nya dari aspek apapun. Kalau makhluq
bergerak, duduk (bersemayam), naik, turun, mempunyai jarak, membutuhkan tempat
maka Allah SWT maha suci dari sifat2 makhluq, Allah tidak membutuhkan tempat.
Keyakinan
bahwa Allah SWT ada maujud dengan tidak membutuhkan tempat, dikatakan Allah SWT
mempunyai sifat wajib Mukhalafatu Lil Hawaditsi, ini adalah keyakinan
aqidah kaum muslimin sejak zaman Nabi, para Sahabat dan Tabi’in. Sayyidina Ali
bin Abi Thalib karramallahu wajhah berkata :
كان الله ولا مكان وهو الآن على
ما عليه كان
Allah SWT ada sebelum adanya tempat, dan
keberadaan Allah SWT sekarang sama seperti sebelum adanya tempat. (al Farqu
baina al Firaq 256)
Maasyiral
Muslimin Rahimakumullah
Kita harus hati hati terhadap
pendapat yang menyatakan bahwa Allah berada di atas langit atau bersemayam di
atas arsy. Kita harus waspada terhadap pendapat yang menyatakan Allah mempunyai
tangan, Allah duduk dsb, Karena itu bagian dari ajaran dan keyakinan ajaran
Musyabbihah, ajaran yang menerupakan Allah SWT dengan makhluq.
Kita perlu tanamkan kepada kepada
anak-anak kita: ALLAH MEMPUNYAI SIFAT MUKHALAFATU LILHAWADITSI ALLAH BERBEDA
DENGAN MAKHLUQ, ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH. Inilah aqidah yang
diajarkan Rasulullah dan para Sahabatnya, Tabi’in,
Mudah-mudahan
Allah SWT selalu memberikan hidayah, taufiq dan inayah-Nya kepada kita, semoga
kita selalu mendapat perlindungan-Nya terutama dari ajaran-ajaran yang cenderung kepada aqidah
tasybîh (Penyerupaan Allah dengan makhluk-makhluk-Nya), semoga kita selalu
mendapat limpahan barakah kesejahteraan hidup di dunia sampai di akhirat nanti,
semoga
Allah melapangkan rizki yang thayyibah kepada kita semua dan semoga kita
diberikan husnul khotimah amin Amin ya robbal alamin
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ
الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ
هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَقُلْ
رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar