Jumat, 12 Agustus 2011

Meraih “Lailatul Qodar”


Untuk mengetahui kapan hari “H” lailatul qadar, Imam Asy-Sya’roni memberi pedoman dengan melihat awal ramadlan jatuh pada hari apa. Kalau awal ramadlan jatuh pada hari Jum’at atau Selasa, berarti lailatul qadar jatuh pada malam 29 ramadlan. Kalau awal ramadlan jatuh pada hari Ahad atau Rabu  maka lailatul qadar jatuh pada malam 27 ramadlan. Jika awal ramadlan hari Kamis, maka lailatul qadar jatuh pada malam 25 ramadlan. Kalau awalnya hari Sabtu jatuh pada malam 23 ramadlan dan jika awal ramadlan pada hari Senin maka lailatul qadar jatuh pada malam 21 ramadlan.

Imam Asy-Sya’roni juga memberikan tanda-tanda, yaitu pada malam itu cuaca dalam keadaan terang benderang dan cerah, tidak ada hujan dan bintang di langit menampakkan sinarnya, angin semilir dan tidak panas. Pagi harinya matahari terbit tidak langsung memancarkan sinar panas tetapi agak redup dan tidak mendung. Ada kaidah lain yang disampaikan untuk menandai lailayul qadar versi Imam As-Sya’roni yaitu sesudah tanggal 15 ramadlan cari malam Jum’at yang tanggalnya ganjil itulah malam lailatul qadar.

Pada prinsipnya saya setuju kalau ada yang berpendapat malam kemuliaan itu sejak awal ramadlan hingga akhir ramadlan. Yang penting gelora semangat untuk beribadah terpompa tidak hanya di bulan suci ramadlan, akan tetapi juga 11bulan lain di luar bulan suci ramadlan. Insya Allah kalau sejak awal ramadlan kita sudah membiasakan qiyamul lail, sholat tasbih, tahajud, hajat, tawarih dan lain-lain kita akan mendapat berkah lailatul qodar, amin ya rabbal alamin.




KH. Musthofa Bakri
Rais Syuriyah PCNU Kota Pekalongan
Tinggal di Kota Pekalongan.       
 

Tidak ada komentar: