Kamis, 21 September 2017

Shalat Hadiah Lil Mayyit

Sembahyang Hadiyah untuk Mayit
Ulil, NU Online |
Selasa, 20 Maret 2012 15:23
Kematian bagi makhluk hidup adalah suatu kemestian. Meskipun berbeda cara dan penyebabnya sakit, tua, kecelakaan, dan seterusnya. Jasadnya pun, bisa dimana saja, atau musnah sama sekali tanpa bekas. Kematian lambat atau cepat adalah mutlak bagi makhluk termasuk manusia.

Manusia adalah makhluk yang terbebani tanggung jawab dalam hayatnya, terutama terhitung sejak baligh. Perbuatan manusia akan dibalas menurut baik dan buruknya. Pertanggungjawaban mereka akan dihisab kelak di hari Kiamat. Allah sebagai hakim yang adil, takkan keliru dalam menghitung dan mengadili amal setiap orang.<>Namun, sebelum pembalasan hari Kiamat, nikmat dan siksa kubur benar adanya. Manusia yang telah terpisah jiwa dari raganya, akan didatangi malaikat untuk pertanyaan tentang Tuhan, rasul, pedoman hidup dan seterusnya. Malaikat ini akan bersikap sesuai perintah, menyiksa dan memberikan nikmat bagi mayit.

Manusia kecuali para rasul, dalam hidupnya tak lepas dari dosa. Dosa inilah yang lalu mesti ditebus dengan siksa kubur oleh yang bersangkutan. Jerit pedih mereka yang sudah mati memang tak didengar oleh manusia yang hidup. Dalam keterangan Rasulullah, hanya hewan hidup lah yang mendengar jeritan mayit yang tersiksa. Mayit pun harus menanggung kelakuan buruknya di dunia. Mereka hanya bisa menerima siksa tanpa bisa melakukan sesuatu apapun.

Mengingat itu, kita yang masih hidup mesti mengambil satu langkah agar dapat meringankan siksa kubur mayit. Lebih istimewa lagi, kita lakukan terhadap orang yang kita kenal, cintai atau yang sangat berjasa dalam kehidupan kita, orang tua, guru, atau kiai.

Diantaranya dengan memberikan hadiah kepada mayyit. Hadiah itu bisa berupa shalat dua rakaat atau berupa sedekah yang pahalanya ditujukan kepada mayyit. Seperti yang diterangkan Rasulullah SAW dalam sabdanya;

روي عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال لا يأتى على الميت أشد من الليلة الأولى, فارحموا بالصدقة من يموت. فمن لم يجد فليصل ركعتين يقرأ فيهما: أي في كل ركعة منهما فاتحة الكتاب مرة, وآية الكرسى مرة, وألهاكم التكاثر مرة, وقل هو الله أحد عشر مرات, ويقول بعد السلام: اللهم إني صليت هذه الصلاة وتعلم ما أريد, اللهم ابعث ثوابها إلى قبر فلان بن فلان فيبعث الله من ساعته إلى قبره ألف ملك مع كل ملك نور وهدية يؤنسونه إلى يوم ينفخ فى الصور.

Diriwayatkan dari Rasulullah, Ia bersabda, “Tiada beban siksa yang lebih keras dari malam pertama kematiannya. Karenanya, kasihanilah mayit itu dengan bersedekah. Siapa yang tidak mampu bersedekah, maka hendaklah sembahyang dua raka‘at. Di setiap raka‘at, ia membaca surat Alfatihah 1 kali, Ayat Kursi 1 kali, surat Attaktsur 1 kali, dan surat Al-ikhlash 11 kali. Setelah salam, ia berdoa, ‘Allahumma inni shallaitu hadzihis shalata wa ta‘lamu ma urid. Allahummab ‘ats tsawabaha ila qabri fulan ibni fulan (sebut nama mayit yang kita maksud),’ Tuhanku, aku telah lakukan sembahyang ini. Kau pun mengerti maksudku. Tuhanku, sampaikanlah pahala sembahyangku ini ke kubur (sebut nama mayit yang dimaksud), niscaya Allah sejak saat itu mengirim 1000 malaikat. Tiap malaikat membawakan cahaya dan hadiah yang kan menghibur mayit sampai hari Kiamat tiba.” [Syekh Nawawi Albantani, Nihayatuz Zain, (Bandung, Almaarif) Hal. 107].

Hadiah semacam ini dalam tradisi Islam Nusantara dikenal dengan berbagai sebutan sesuai kaedah local masing-masing. Ada yang menyebutnya ‘tahlilan’, ada yang menyebutnya arwahan, ada yang menyebut samadiahan dan lain sebagainya. Semua itu merupakan perilaku terpuji yang telah me-tradisi dalam wacana Islam Nusantara. Begitu pula dengan shalat hadiah dua rakaat untuk mayit, yang kesunnahannya dilakukan saat malam pertama mayit meninggal. Walaupun taka apa pula jika dilakukan setelah jauh-jauh hari sepeninggal si mayit.

Pahala dari berbagai hadiah itu juga mengalir bagi kita yang masih hidup dan melakukannya, seperti yang diterangkan dalam sebuah hadits

أن فاعل ذلك له ثواب جسيم, منه أنه لا يخرج من الدنيا حتى يرى مكانه فى الجنة.

“Siapa saja yang melakukan sedekah atau sembahyang itu, akan mendapat pahala yang besar. Di antaranya, ia takkan meninggalkan dunia sampai melihat tempatnya di surga kelak.”
Sejumlah ulama menganjurkan akan baiknya sembahyang 2 raka‘at ini. Ringan dan mudah dilakukan, “Beruntunglah orang yang melakukan sembahyang ini setiap malam dan menghadiahkan pahalanya untuk mayit kaum muslimin.”

Sebagai umat Islam, kita dipanggil untuk peduli dan menanam bibit kasih sayang terhadap alam, hewan dan manusia baik hidup maupun sudah meninggal. Hanya saja, bentuk kasih yang dipersembahkan mesti disesuaikan bagi penerimanya. Untuk saudara kita yang sudah meninggal, kita bisa melakukan sedekah dan sembahyang 2 raka‘at di atas.

Inilah yang dicontohkan Rasulullah SAW. para ulama dan kiai mengawetkan ajaran luhur Rasulullah dengan menuliskan, mengajarkan, menyontohkannya kepada masyarakat luas. Dengan demikian, ajaran Nabi Muhammad SAW. akan lestari hingga hari akhir kelak.

Redaktur: Ulil A. Hadrawiy
Penulis: Alhafiz Kurniawan

http://www.nu.or.id/post/read/37047/sembahyang-hadiyah-untuk-mayit

Senin, 18 September 2017

Doa maulid

Do’a Sebelum dan Sesudah Membaca Shalawat Nabi (Do’a Habib ‘Abdullah bin ‘Alwi Al-Haddad)

Umat Islam berbagai penjuru dunia termasuk di Indonesia menyambut penuh kegembiraan atas kedatangan manusia teragung yang lahir di muka bumi ini. Inilah hari maulid nabi yang agung. Acara-acara pun digelar untuk meramaikan maulid nabi seperti pembacaan sirah Rasulullah yang diuntai dalam bait syair-syair yang indah seperti kitab maulid Al-Barzanji, Simthudduror, Burdah, dan lain-lain. Sholawat pun berkumandang di mana-mana.

Ada 3 alasan utama mengapa maulid nabi perlu diperingati. Pertama, ini adalah salah satu ungkapan rasa syukur kepada Allah subhanu wa ta’ala atas kelahiran Nabi Muhammad Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa âlihi wa shahbihi wa sallam dan juga bukti syukur kita karena Allah subhanahu wa ta’ala telah mengutus nabi dan rasulNya Muhammad sebagai rahmat sekalian alam. Yang kedua, ini adalah bentuk terimakasih kepada Nabi Muhammad Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa âlihi wa shahbihi wa sallam yang telah mengajarkan Islam dan membimbing umat sehingga kita bisa mengenal Allah subhanhu wa ta’ala. Dan yang ketiga, maulid nabi perlu diadakan di zaman sekarang ini adalah agar umat Islam mengenal siapa nabinya, mengenal rasulnya, mengenal Nabi Muhammad Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa âlihi wa shahbihi wa sallam sehingga kita bisa mencontoh dan meneladani beliau shallallâhu ‘alaihi wa âlihi wa shahbihi wa sallam.

Untuk itulah mari kita sambut dengan gembira hari maulid nabi. Jangan sampai kita mengikuti iblis dan sekutunya yang malah bersedih Nabi Muhammad Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa âlihi wa shahbihi wa sallam. Hanya golongan iblis dan komplotannya sajalah yang tidak menyukai maulid nabi.

“Sesungguhnya Iblis berteriak sambil menangis pada empat kejadian: Pertama ketika ia dilaknat oleh Allah, Kedua ketika ia diusir ke bumi, Ketiga ketika Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam dilahirkan, dan Keempat ketika surat al-Fatihah diturunkan “ (Disebutkan oleh Syaikh Ibnu Muflih dari Ibn Mukhlid yang mengisahkan kisah ini dari Hasan al-Bashri).

Demi menyambut maulid nabi ini, kami sengaja sajikan kepada siapapun para pecinta Nabi Muhammad Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa âlihi wa shahbihi wa sallam sebuah do’a yang mulia. Sebuah do’a yang dikarang oleh Habib ‘Abdullah bin ‘Alwi Al-Haddad, shohibur ratib Al-Haddad, yaitu do’a sebelum bershalawat dan do’a sesudah membaca shalawat.

DO’A SEBELUM MEMBACA SHALAWAT (DO’A HABIB ‘ABDULLAH BIN ‘ALWI AL-HADDAD)

اَللّٰهُمَّ اِنِّيْ نَوَيْتُ بِصَلَاةِ هَذِهِ عَلَى النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, اِمْتِثَالًا لِأَمْرِكَ, وَتَصْدِيْقًا بِكِتَابِكَ, وَاتِّبَاعًا لِنَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, وَمَحَبَّةً فِيْهِ, وَشَوْقًا اِلَيْهِ, وَتَعْظِيْمًا لِحَقِّهِ, وَتَشْرِيْفًا لَهُ, وَلِكَوْنِهِ اَهْلًا لِذٰلِكَ, فَتَقَبَّلْهَا اللّٰهُمَّ بِفَضْلِكَ وَجُوْدِكَ وَكَرَمِكَ وَاِحْسَانِكَ, وَأَزِلْ حِجَابَ الْغَفْلَةِ عَنْ قَلْبِيْ, وَاجْعَلْنِيْ مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ. اَللّٰهُمَّ زِدْهُ شَرَفًا عَلَى شَرَفِهِ الَّذِىْ اَوْلَيْتَهُ, وَعِزًّا عَلَى عِزِّهِ الَّذِىْ اَعْطَيْتَهُ, وَنُوْرًا عَلَى نُوْرِهِ الَّذِىْ مِنْهُ خَلَقْتَهُ, وَاَعْلِ مَقَامَهُ فِيْ مَقَامَاتِ الْمُرْسَلِيْنَ, وَدَرَجَتَهُ فِيْ دَرَجَاتِ النَّبِيِّيْنَ, وَأَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ, وَرِضَاهُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ, مَعَ الْعَافِيَةَ الدَّآئِمَةَ فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ, وَالْمَوْتَ عَلَى الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ, وَكَلِمَةِ الشَّهَادَةِ عَلَى تَحْقِيْقِهَا, مِنْ غَيْرِ تَبْدِيْلٍ وَتَغْيِيْرٍ, وَاغْفِرْلِيْ مَاارْتَكَبْتُهُ, بِفَضْلِكَ وَإِحْسَانِكَ عَلَيَّ, إِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ, وَصَلَّى اللّٰهُ وَسَلَّمَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ أَجْمَعِيْنَ, وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Duhai Allah, sesungguhnya aku berniat untuk membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW ini demi melaksanakan perintahMu, membenarkan kitabMu, mengikuti nabiMu Muhammad SAW, karena aku mencintai, merindukan, mengagungkan, dan memuliakan Beliau SAW serta karena Beliau SAW memang sangat pantas untuk mendapatkan shalawat tersebut. Oleh karena itu, duhai Allah dengan kemurahan, karunia, kedermawaan, dan kebaikanMu, terimalah shalawat yang akan kubaca ini, singkirkanlah hijab kelalaian yang meliputi hatiku dan jadikanlah aku sebagai salah seorang hambaMu yang shaleh.

Duhai Allah, berilah Beliau SAW kemuliaan di atas kemuliaan yang telah Engkau anugerahkan kepada Beliau, cahaya di atas cahaya yang darinya Engkau ciptakan Beliau dan tinggikan derajat Beliau di atas derajat para rasul dan para nabi.

Duhai Allah, Tuhan alam semesta, berilah aku surga, keridhaanMu dan keridhaan Beliau, teriring keselamatan dalam agama, dunia, maupun akhirat yang selalu menyertaiku. Duhai Allah, karuniakanlah aku kematian dalam keadaan berpegang teguh kepada al-Qur’an dan Sunnah, dan aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, serta dapat mengucapkan kalimat syahadat dengan benar tanpa sedikitpun perubahan. Ampunilah segala dosa yang pernah ku lakukan, berkat kemurahan dan kebaikanMu semata, sesungguhnya Engkau Maha Memberi dan Maha Menerima Taubat lagi Maha Penyayang.

Shalawat serta salam Allah semoga senantiasa tercurah kepada Sayyidina Muhammad beserta segenap keluarga, shahabat, dan seluruh pengikut Beliau. Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam.

::

DO’A SESUDAH MEMBACA SHALAWAT (DO’A HABIB ‘ABDULLAH BIN ‘ALWI AL-HADDAD)

اَللّٰهُمَّ اشْرَحْ بِالصَّلَاةِ عَلَيْهِ صُدُوْرَنَا, وَيَسِّرْ بِهَا اُمُوْرَنَا, وَفَرِّجْ بِهَا هُمُوْمَنَا, وَاكْشِفْ بِهَا غُمُوْمَنَا, وَاغْفِرْ بِهَا ذُنُوْبَنَا, وَاقْضِ بِهَا دُيُوْنَنَا, وَاصْلِحْ بِهَا أَحْوَالَنَا, وَبَلِّغْ بِهَا آمَلَنَا, وَتَقَبَّلْ بِهَا تَوْبَتَنَا, وَاغْسِلْ بِهَا حَوْبَتَنَا, وَانْصُرْ بِهَا حُجَّتَنَا, وَطَهِّرْ بِهَا أَلْسِنَتَنَا, وَآنِسْ بِهَا وَحْشَتَنَا, وَارْحَمْ بِهَا غُرْبَتَنَا, وَاجْعَلْهَا نُوْرًا بَيْنَ أَيْدِيْنَا وَمِنْ خَلْفِنَا, وَعَنْ أَيْمَانِنَا وَعَنْ شَمَائِلِنَا, وَ مِنْ فَوْقِنَا وَ مِنْ تَحْتِنَا, وَفِيْ حَيَاتِنَا وَمَوْتِنَا, وَفِيْ قُبُوْرِنَا وَحَشْرِنَا وَنَشْرِنَا, وَظِلًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى رُؤُوْسِنَا, وَثَقِّلْ بِهَا مَوَازِيْنَ حَسَنَتِنَا, وَأَدِمْ بَرَكَتِهَا عَلَيْنَا حَتَّى نَلْقَى نَبِيَّنَا وَ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, وَنَحْنُ آمِنُوْنَ مُطْمَئِنُّوْنَ, فَرِحُوْنَ مُسْتَبْشِرُوْنَ, وَلَا تُفَرِّقْ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُ حَتَّى تُدْخِلَنَا مَدْخَلَهُ, وَتُئْوِيَنَا اِلَى جِوَارِهِ الْكَرِيْمِ, مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ, وَ حَسُنَ اُولٰـٓئِكَ رَفِيْقًا. اَللّٰهُمَّ إِنَّا آمَنَّا بِهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, وَلَمْ نَرَهُ, فَمَتِّعْنَا اللّٰهُمَّ فِى الدَّارَيْنِ بِرُئْيَتِهِ, وَثَبِّتْ قُلُوْبَنَا عَلَى مَحَبَّتِهِ, وَاسْتَعْمِلْنَا عَلَى سُنَّتِهِ, وَتَوَفَّنَا عَلَى مِلَّتِهِ, وَاحْشُرْناَ فِيْ زُمْرَتِهِ النَّاجِيَةِ, وَحِزْبِهِ الْمُفْلِحِيْنَ, وَانْفَعْنَا بِمَا انْطَوَتْ عَلَيْهِ قُلُوْبُنَا مِنْ مَحَبَّتِهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, يَوْمَ لَا جَدَّ وَلَا مَالَ وَلَا بَنِيْنَ, وَأَوْرِدْنَا حَوْضَهُ الْأَصْفَى, وَاسْقِنَا بِكَأْسِهِ الْأَوْفَى, اَللّٰهُمَّ يَسِّرْ عَلَيْنَا زِيَارَةَ حَرَمِكَ وَ حَرَمِهِ مِنْ قَبْلِ اَنْ تُمِيْتَنَا, وَأَدِمْ عَلَيْنَا الْإِقَامَةَ بِحَرَمِكَ وَحَرَمِهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِلَى اَنْ تَوَفَّى. اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَتَشَفَّعُ بِهِ إِلَيْكَ, إِذْ هُوَ أَوْجَهُ الشُّفَعَآءِ إِلَيْكَ, وَنُقْسِمُ بِهِ عَلَيْكَ إِذْ هُوَ أَعْظَمُ مَنْ أُقْسِمُ بِحَقِّهِ عَلَيْكَ, وَنَتَوَسَّلُ بِهِ إِلَيْكَ إِذْ هُوَ أَقْرَبُ الْوَسَائِلِ إِلَيْكَ, نَشْكُوْ إِلَيْكَ يَا رَبِّ قَسْوَةَ قُلُوْبِنَا, وَكَثْرَةَ ذُنُوْبِنَا, وَطُوْلَ آمَلِنَا, وَفَسَادَ أَعْمَلِنَا, وَتَكَاسُلَنَا عَنِ الطَّاعَاتِ, وَهُجُوْمَنَا عَلَى الْمُخَالَفَاتِ, فَنِعْمَ الْمُشْتَكَ اِلَيْهِ اَنْتَ يَا رَبِّ بِكَ نَسْتَنْصِرُ عَلَى أَعْدَائِنَا وَأَنْفُسِنَا فَانْصُرْنَا, وَعَلَى فَضْلِكَ نَتَوَكَّلُ فِيْ صَلَاحِنَا, فَلَا تَكِلْنَا اِلَى غَيْرِكَ يَا رَبَّنَا وَ اِلَى جَنَابِ رَسُوْلِكَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَنْتَسِبُ فَلَا تُبَعِّدْنَا, وَبِبَابِكَ نَقِفُ فَلَا تَطْرُدْنَا, وَإِيَّاكَ نَسْأَلُ فَلَا تُخَيِّبْنَا. اَللّٰهُمَّ ارْحَمْ تَضَرُّعَنَا, وَآمِنْ خَوْفَنَا, وَتَقَبَّلْ أَعْمَالَنَا, وَاصْلِحْ اَحْوَالَنَا, وَاجْعَلْ بِطَاعَتِكَ إِشْتِغَالَنَا, وَ اِلَى الْخَيْرِ مَآلَنَا, وَحَقِّقْ بِالزِّيَادَةِ آمَلَنَا, وَاخْتِمْ بِالسَّعَادَةِ آجَالَنَا, هَذَا ذُلُّنَا ظَاهِرٌ بَيْنَ يَدَيْكَ, وَحَالُنَا لَا يَخْفَى عَلَيْكَ, أَمَرْتَنَا فَتَركْنَا, وَنَهَيْتَنَا فَارْتَكَبْنَا, وَلَا يَسَعُنَا إِلَّا عَفْوُكَ, فَاعْفُ عَنَّا يَا خَيْرَ مَأْمُوْلٍ, وَأَكْرَمَ مَسْئُوْلٍ, إِنَّكَ عَفُوٌّ غَفُوْرٌ كَرِيْمٌ رَؤُفٌ رَحِيْمٌ, يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ, وَصَلَّى اللّٰهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا, وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. بسر الفاتحة

Duhai Allah, berkat shalawat yang kami baca ini, lapangkanlah dada kami, mudahkanlah semua urusan kami, hapuskanlah seluruh kegalauan dan kesedihan kami, ampunilah dosa-dosa kami, lunaskanlah hutang-hutang kami, perbaikilah semua keadaan kami, wujudkanlah cita-cita kami, terimalah taubat kami, bersihkanlah semua kesalahan kami, menangkanlah hujjah kami, sucikanlah lisan kami, hiburlah kesepian kami, sayangilah kami di dalam ketersasingan kami.

Ya Allah, jadikanlah shalawat tersebut sebagai cahaya yang bersinar di depan dan di belakang tubuh kami, di samping kanan dan kiri kami, dalam kehidupan dan kematian kami, di kubur dan saat kebangkitan kami serta menjadi penaung kami di hari kiamat nanti.

Ya Allah, jadikanlah shalawat tersebut sebagai amal yang memberatkan timbangan kebajikan kami dan jadikanlah keberkahannya selalu menyertai kami hingga kami dapat bertemu dengan Nabi Muhammad SAW dalam keadaan aman, tenang, senang, dan bahagia.

Ya Allah, jangan pisahkan kami dari beliau. Masukanlah kami ke tempat di mana beliau berada, sandingkanlah kami di samping beliau bersama orang-orang yang telah Engkau beri kenikmatan, yaitu para nabi, shiddiq, syahid, dan orang-orang yang shaleh, karena merekalah rombongan yang masuk surga.

Ya Allah, kami beriman kepada Beliau SAW sedangkan kami belum pernah melihatnya, oleh karena itu tolong berilah kami kenikmatan dengan memandang wajah beliau di dunia dan akhirat.

Ya Allah, jadikanlah hati kami selalu mencintai beliau, pakailah diri kami untuk mengamalkan sunnah beliau, wafatkanlah kami dalam agama beliau, dan bangkitkanlah kami dalam kelompok beliau yang selamat dan berhasil.

Ya Allah, jadikanlah rasa cinta di dalam hati kami kepada Nabi Muhammad SAW ini bermanfaat bagi kami di saat kekuasaan, harta, maupun anak tidak mendatangkan manfaat.

Ya Allah, sampaikanlah kami ke telaga beliau yang suci dan berilah kami minum dari gelas beliau yang sempurna.

Ya Allah, mudahkanlah kami untuk berziarah ke tanah haramMu (Makkah) dan tanah haramnya (Madinah) sebelum kami wafat, dan jadikanlah kami agar selalu tinggal di tanah haramMu (Makkah) dan tanah haramnya (Madinah).

Ya Allah, dalam semua permohonan kami, kami selalu bermohon syafa’at beliau karena beliau adalah sebaik-baik pemberi syafa’at, sebaik-baik manusia yang Engkau akui kebesarannya, dan kami bertawassul kepadaMu dengan beliau karena beliau adalah wasilah terdekat kami kepadaMu.

Ya Allah, kami mengajukan kepadaMu kerasnya hati kami, banyaknya dosa kami, panjangnya angan-angan kami, buruknya amal kami, kemalasan diri kami dalam ketaatan, dan keberanian kami dalam bermaksiaat, karena sesungguhnya Engkau adalah tempat terbaik untuk mengadu.

Ya Allah, kami memohon kepadaMu untuk menghadapi semua musuh kami dan diri kami sendiri serta bersandar kepada kemurahanMu semata agar kami menjadi manusia yang baik, oleh karena itu, duhai Tuhan kami, janganlah serahkan kami kepada selainMu. Ya Allah, kami memiliki hubungan dengan rasulMu, Muhammad SAW, oleh karena itu jangan jauhkan kami dari Beliau SAW.

Ya Allah, di pintuMu kami berdiri, maka jangan usir kami, hanya kepadaMulah kami memohon, maka jangan sia-siakan permohonan kami ini.

Ya Allah, terimalah do’a kami, berilah kami rasa aman dari semua ketakutan kami, terimalah semua amal shaleh kami, jadikanlah ketaatan sebagai kesibukan kami, kebaikan sebagai tempat kembali kami, dan kebahagiaan sebagai penutup kami.

Ya Allah, inilah cita-cita kami, diri kami tampak jelas di hadapanMu, keadaan kami tiada tersembunyi dariMu. PerintahMu kami abaikan, laranganMu kami lakukan, maka ampunanMulah yang kami inginkan. Duhai sebaik-baik Dzat yang kepadaNya ditunjukan permohonan dan do’a, ampunilah kami. Sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, Maha Pengampun, Maha Dermawan, Maha Pengasih, Maha Penyayang, Duhai Yang Maha Menyayangi dari semua jiwa yang berjiwa kasih sayang. Semoga shalawat dan salam senantiasa terlimpahkan sebanyak mungkin kepada Sayyidina Muhammad SAW beserta keluarga dan para shahabatnya.
Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Tulisan berjudul Do’a Sebelum dan Sesudah Membaca Shalawat Nabi (Do’a Habib ‘Abdullah bin ‘Alwi Al-Haddad) terakhir diperbaharui pada Monday 4 January 2016 oleh Pejuang Ahlussunnah di Ngaji Yuk! - Kajian Ceramah Islam Ahlussunnah wal Jamaah.

http://www.elhooda.net/2014/01/doa-sebelum-dan-sesudah-membaca-shalawat-nabi-doa-habib-abdullah-bin-alwi-al-haddad/