Rabu, 26 Oktober 2016

Riwayat KH Syafii

Kisah KH. Syafi’i, Ulama dan Pahlawan Pekalongan

KH. Syafi’i atau biasa dikenal dengan Kyai Syafi’i merupakan ulama’ besar dan menjadi panutan di wilayah Pekalongan. Beliau adalah putra kedua dari pasangan KH. Abdul Majid bin Katijoyo dan Ibu Ruqoyyah. Beliau lahir pada tahun 1908 M di Dukuh Kemisan yang sekarang termasuk wilayah Kradenan. Diantara saudara-saudara beliau yaitu H. Mawardi, H. Sya’ban, H. Sausari, dan H. Khulari. Kyai Syafi’i mempunyai dua orang istri yaitu Ibu Shofiyah dan Ibu Munipah.

Biografi KH. Syafi’i bin KH. Abdul Majid Pringlangu Pekalongan.

Awalnya Kyai Syafi’i mengaji kepada ayahnya sendiri yaitu KH. Abdul Majid (pendiri Masjid Jami Pringlangu, sekarang dikenal sebagai Masjid Jami’ Asy-Syafi’i). Setelah itu beliau nyantri di Pondok Pesantren Kempek Cirebon. Beliau kemudian dibawa ke Makkah oleh saudara dari H. Nahrowi, Kyai Syafi’i sendiri sejak kecil sudah diangkat anak oleh H. Nahrowi. Tak cukup sampai disitu, Kyai Syafi’i juga melanjutkan nyantri ke Pondok Kaliwungu dan Pondok Tebuireng. Setelah pulang ke Pekalongan Kyai Syafi’i mengajar Tafsir Al-Qur’an di musholla di samping rumahnya serta mengajar juga di Masjid Pringlangu. Ketekunan dan konsisten dalam mengajar agama membuat Kyai Syafi’i kemudian terkenal. Santrinya pun sangat banyak. Pada masa itu, tentara Jepang masih menduduki wilayah Pekalongan. Salah seorang santri Kyai Syafi’i yang bernama Anwar warga Kandang Panjang mengatakan, pada masa itu semua pemuda giat mencari ilmu agama. Gemblengan Kyai Syafi’i begitu hebat sehingga manfaatnya masih bisa dirasakan hingga hari tuanya.