Rabu, 10 Agustus 2011

SEPUTAR PERISTIWA BAIATUR RIDHWAN/SHULHUL HUDAIBIYAH

SEPUTAR PERISTIWA

BAIATUR RIDHWAN/SHULHUL HUDAIBIYAH

Disebutkan dalam surat Al Fath ayat 18, yang artinya ;

Sesungguhnya Allah telah rida terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, {1} maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dengan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat {2} (waktunya).

{1}Pada bulan Zulkaidah tahun keenam Hijriah Nabi Muhammad saw. beserta pengikut-pengikutnya hendak mengunjungi Mekah untuk melakukan `umrah dan melihat keluarga-keluarga mereka yang telah lama ditinggalkan. Sesampai di Hudaibiyah beliau berhenti dan mengutus Usman bin Affan lebih dahulu ke Mekah untuk menyampaikan maksud kedatangan beliau dan kaum muslimin. Mereka menanti-nanti kembalinya Usman, tetapi tidak juga datang karena Usman ditahan oleh kaum musyrikin kemudian tersiar lagi kabar bahwa Usman telah dibunuh. Karena itu Nabi menganjurkan agar kaum muslimin melakukan baiat (janji setia) kepada beliau. Merekapun mengadakan janji setia kepada Nabi dan mereka akan memerangi kaum Quraisy bersama Nabi sampai kemenangan tercapai. Perjanjian setia ini telah diridai Allah sebagaimana tersebut dalam ayat 18 surah ini, karena itu disebut ''Bai`atur Ridwan''. Bai`atur Ridwan ini menggetarkan kaum musyrikin, sehingga mereka melepaskan Usman dan mengirim utusan untuk mengadakan perjanjian damai dengan kaum muslimin. Perjanjian ini terkenal dengan ''Shulhul Hudaibiyah''.

{2}Yang dimaksud dengan ''kemenangan yang dekat'' ialah kemenangan kaum muslimin pada perang Khaibar.

TAFSIR JALALAIN

(Sesungguhnya Allah telah rida terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu) di Hudaibiyah (di bawah pohon) yaitu pohon Samurah, jumlah mereka yang menyatakan baiat itu ada seribu tiga ratus orang atau lebih. Kemudian mereka berbaiat kepada Nabi saw. yaitu hendaknya mereka saling bahu-membahu melawan orang-orang Quraisy dan janganlah mereka lari karena takut mati (maka Dia mengetahui) yakni Allah mengetahui (apa yang ada dalam hati mereka) yaitu kejujuran dan kesetiaan mereka (lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat waktunya) yaitu takluknya tanah Khaibar sesudah mereka kembali dari Hudaibiyah.

TAFSIR DEPAG

Allah SWT dengan ayat ini menyampaikan kepada Rasulullah saw bahwa Dia telah meridhai baiat yang telah dilakukan para sahabat kepada Rasulullah saw pada waktu Baiat Ridwan. Para sahabat yang ikut baiat pada waktu itu lebih kurang 1.400 orang. Menurut riwayat, ada seorang munafik yang ikut bersama Rasulullah saw tetapi tidak ikut baiat, yaitu Jaddu Ibnu Qais Al Ansari.

Para sahabat yang melakukan baiat itu telah berjanji akan menepati semua janji yang telah mereka ucapkan walaupun akan berakibat kematian diri mereka sendiri. Hal ini tersebut dalam hadis yang diriwayatkan Bukhari dari Salamah bin Akwa': ia berkata yang artinya :

Aku telah melakukan baiat kepada Rasulullah saw di bawah pohon kayu (Samurah) itu. Orang bertanya: "Untuk apa engkau melakukan baiat waktu itu?" Ia menjawab: "Untuk mati". (H.R. Bukhari)

Allah SWT menjanjikan balasan berupa surga kepada orang-orang yang ikut baiat itu. Hal ini ditegaskan pula dalam hadis Rasulullah saw yang diriwayatkan Ahmad, Muslim, Abu daud dan Tirmizi dari Jabir ra. Rasulullah saw bersabda yang artinya :

Tidak seorang pun akan masuk neraka dari orang-orang yang ikut baiat di bawah pohon (Samurah) itu". (HR. Jabir)

Kemudian hari, ada para sahabat yang datang ke pohon kayu itu untuk mengenang dan memperingati peristiwa yang besar itu. Menurut Nafi', tatkala Umar bin Khattab yang menjadi khalifah waktu itu mendengar kedatangan sahabat ke pohon itu, beliau memerintahkan untuk menebang pohon itu, agar pohon kayu dan tempat itu tidak dikeramatkan dan dipuja oleh orang-orang yang datang kemudian sehingga menjadi tempat timbulnya syirik.

Selanjutnya Allah SWT menerangkan bahwa Dia mengetahui isi hati dan kebulatan tekad kaum Muslimin yang melakukan baiat itu, maka Allah SWT menanamkan ketenangan dalam hati mereka, kesabaran, dan ketaatan kepada keputusan Rasul saw. Allah menjanjikan kemenangan pada perang Khaibar. Dengan demikian, ayat ini termasuk ayat yang menerangkan peristiwa yang terjadi pada masa yang akan datang, dan peristiwa itu benar-benar terjadi.

Tidak ada komentar: